Mengoptimalkan sumber daya listrik (SAVING ENERGY)

Sebagaimana telah diketahui, menggunakan perangkat berfitur otomatis merupakan salah satu cara mengefektifkan penggunaan perangkat elektronik di rumah ataupun di unit apartemen guna meningkatkan efisiensi pemakaian energi sehari-hari.

Ada beberapa perangkat elektronik yang keberadaannya wajib dimiliki di sebuah rumah seperti lemari es, lampu penerangan, AC dan kipas angin. Sifat penggunaan yang tidak mengacu pada kepentingan pribadi tertentu saja, menjadikan keempat perangkat tersebut wajib dipenuhi keberadaannya sebagai sarana penunjang kebutuhan dalam sebuah rumah/unit.

Sama halnya dengan televisi dan komputer, yang juga merupakan perangkat wajib dimiliki di sebuah rumah saat ini. Namun, keberadaannya cenderung pada pemenuhan kepentingan pribadi tertentu saja, bukan kepentingan umum seluruh penghuni rumah.

Semua perangkat yang menjadi sarana penunjang kebutuhan sehari-hari tersebut merupakan peng-konsumsi energi listrik terbesar dalam sebuah rumah. Tetapi, hanya empat perangkat yang disebutkan pertama dapat ditingkatkan efektifitas penggunaannya.

Disamping itu, saya enggan membicarakan efektifitas penggunaan perangkat seperti televisi dan komputer. Semakin pribadi keberadaan satu perangkat bagi seseorang, semakin sulit menentukan ukuran efektifitas penggunaannya.
  1. Lemari Es / Kulkas – Secara garis besar, lemari es digunakan untuk memenuhi kebutuhan kita agar makanan tidak cepat basi / kadaluarsa. Keberadaan kulkas untuk membuat makanan dapat bertahan relatif lebih lama, membuat perhatian kita lebih tertuju pada kualitas dan kemampuan itu saja. Berapa besar konsumsi daya dan bagaimana penggunaan lemari es agar lebih efisien dalam pemakaian energi listrik, menjadi kurang mendapat perhatian yang cukup serius. Saya mencoba untuk menganalisa perilaku pemakaian daya oleh kulkas sehari-hari di rumah. Beberapa teori berdasarkan kondisi-kondisi yang ditemukan, saya coba definisikan dan rangkum untuk dijadikan parameter perawatan dan pemakaian kulkas agar lebih efektif.
  2. Lampu penerangan – Pada dasarnya, pencahayaan ruangan dalam sebuah rumah sangat spesifik dan tergantung dengan letak pengaturan furniture di setiap ruangan. Meng-generalisasi-kan kondisi pencahayaan untuk setiap rumah, merupakan persoalan rumit. Selera dan persepsi mengenai suasana terang dalam sebuah ruangan lebih bersifat pribadi dan memegang peran penting dalam menciptakan rasa nyaman pada penghuni rumah. Namun, ada cara lain untuk tehnik pencahayaan dan dapat digunakan sebagai alternatif mengefisiensikan pemakaian energi listrik lampu penerangan di setiap rumah pada umumnya.
  3. Air Conditioneer dan Kipas Angin – Kedua jenis perangkat ini, lebih banyak berhubungan dengan kebutuhan dalam rumah yang berdiri sendiri. AC, memiliki hubungan erat dengan instalasi pemipaan (pipa air) di sebuah rumah. Demikian juga halnya dengan kipas angin, memiliki hubungan erat dengan sistem sirkulasi udara dalam sebuah rumah. Walau pun keduanya menggunakan listrik sebagai sumber energi untuk beroperasi, efisiensi pemakaian energi dalam pemakaian kedua perangkat tersebut lebih ditentukan dari keberadaan dan perlakuan unsur yang berhubungan langsung dengan fungsi masing-masing perangkat. Sulit untuk mengefisiensikan pemakaian AC tanpa mengaitkannya dengan keberadaan dan kondisi instalasi pemipaan dalam sebuah rumah serta kualitas udara itu sendiri. Ada metode tertentu yang perlu diterapkan dalam sistem instalasi pemipaan agar pemakaian listrik sebagai sumber energi mengoperasikan AC dapat diefisiensikan. Begitu juga halnya dengan kipas angin yang tergantung pada kondisi jalur sirkulasi dan tingkat suhu udara di rumah. Pembahasan mengenai efektifitas penggunaan pemakaian dengan unsur yang meng-kait-kan dengan masing-masing perangkat tersebut, akan diulas pada kesempatan dan artikel berbeda.

Sedikit pemahaman tentang perangkat elektronik

Ada beberapa aturan main yang saya selalu terapkan sebelum membeli perangkat elektronik berdasarkan jenisnya. Hal pasti adalah layanan purna jual (after sales). Layanan ini, setidaknya, dapat mengurangi kesulitan saat perangkat mengalami kerusakan suku cadang yang tidak umum (suku cadang telah di patent oleh merk tertentu). Hal lainnya adalah menghindari membeli perangkat elektronik “second” (bekas). Terutama pada perangkat elektronik yang berhubungan dengan display layar monitor, seperti : televisi, laptop, personal computer atau apa pun yang (mungkin) berhubungan dengan “multimedia entertainment” (termasuk handphone). Entah barang tersebut baru dipakai sebentar atau lama, kita tidak pernah mengetahui secara pasti hal itu. Karena lama pemakaian tidak meninggalkan bekas pada sisi fisik di luar perangkat.

Contoh paling umum adalah televisi layar datar (slim television) yang dinyalakan sebagai “barang display” pada penjual elektronik tertentu. Secara fisik luar perangkat, jarang atau hampir tidak pernah ditemukan cacat. Baik cacat bawaan maupun cacat yang terjadi selama proses menjadi “barang display”. Tidak pernah saya menemukan perangkat yang dijadikan “barang display” memiliki cacat pada fisik luarnya. Bagi saya, televisi seperti ini masuk dalam kategori barang bekas, karena telah dinyalakan selama periode waktu tertentu. Entah baru menyala satu menit, sejam atau sehari sebelumnya, bagi saya tetap merupakan barang bekas. Mengapa? Hantaran listrik yang mengalir saat dan setelah perangkat dinyalakan, tidak pernah diketahui tingkat kualitasnya. Saya tidak mau berspekulasi dengan hal tersebut. Namun, tetap saja ada kelemahannya. Saat barang display dibersihkan dan dimasukkan kembali ke dalam kemasannya, kesan “bekas” akan hilang.

Saya tidak mengatakan bahwa setiap perangkat elektronik yang dijual pada tempat yang menyertakan “barang display” memiliki kemungkinan sebagai barang bekas. Penjual yang menjaga dan mempertahankan reputasi serta nama baik, (biasanya) akan berhati-hati dalam mendistribusikan barang dagangan ke konsumennya.

Bagaimana dengan jenis perangkat elektronik (baru maupun bekas) yang tidak berhubungan dengan multimedia entertainment, seperti lemari es atau mesin cuci? Tipe perangkat elektronik seperti lemari es, mesin cuci atau pompa air, lebih mengutamakan kekuatan mesin sebagai kualitas produk mereka. Kekuatan mesin tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh umur layaknya televisi layar datar atau lampu SL. Hal yang paling mungkin mengurangi kekuatan mesin, jika tidak memiliki cacat produksi (tidak termasuk kerusakan akibat jatuh, dipukul atau disiram air saat menyala) adalah stabilitas pasokan listriknya. Jadi, jika kondisi listrik di rumah kita memiliki stabilitas yang baik, sangat kecil kemungkinan terjadi kerusakan pada tipe perangkat elektronik seperti lemari es atau mesin cuci. Walau pun barang yang digunakan adalah bekas dan tidak rusak, besar kemungkinan akan awet (berumur relatif lama) jika listrik yang dialirkan kedalamnya stabil.


Manfaat tindakan optimalisasi

Kualitas daya listrik, kualitas perangkat elektronik dan strategi cara perangkat digunakan; merupakan faktor-faktor penentu sejauh mana tingkat efisiensi pemakaian energi yang kita lakukan di rumah. Proses meng-optimal-kan fungsi ketiga faktor tersebut akan berdampak pada tingginya kualitas gaya hidup yang kita jalani. Dalam hal ini, secara tidak langsung, ikut meningkatkan kemampuan cara berpikir kita sendiri untuk lebih efektif dalam bertindak.
Inti pembahasan mengenai efektifitas dan efisiensi dalam beberapa artikel di situs ini lebih ditujukan untuk keuntungan pribadi pihak yang menjalaninya. Tidak pernah terlintas di pikiran saya untuk meng-ekor pada slogan-slogan mengenai penghijauan kembali, hidup kembali ke alam (“back to nature”), selamatkan planet bumi (“save the earth”) ataupun hemat energi. Menurut saya, tidak ada gunanya mengungkapkan hal-hal berorientasi “save the earth” tanpa kita sendiri mengefektifkan cara berpikir dan gaya hidup sehari-hari di rumah. Pada dasarnya, planet bumi (earth) itu sendiri tidak bermasalah. Kondisi yang ada saat ini merupakan sebab-akibat tindakan manusia itu sendiri. Pada situasi seperti itu, lebih tepat rasanya jika menggunakan slogan “save the human race” (selamatkan umat manusia).

Tingkat efektifitas tindakan yang kita lakukan, akan berdampak sesuai dengan tingkat hasil yang kita peroleh. Manfaat efektifitas tindakan yang dapat langsung dirasakan adalah efisiensi pengeluaran biaya yang harus dibayarkan. Semakin tinggi kualitas tingkat keefektifan satu tindakan, berdampak pada semakin tinggi tingkat efisiensi biaya yang dikeluarkan.

Perhitungan daya dipengaruhi beberapa faktor, seperti fungsi ruang ( untuk menentukan terang lampu ), jenis lampu ( mempengaruhi banyaknya cahaya yang dipancarkan ), dan jumlah armatur/ titik lampu ( agar distribusi cahaya lebih merata dan sesuai kebutuhan ). Daya listrik terpasang tak boleh melebihi angka maksimum yang ditentukan untuk setiap ruang.

Menurut SNI, daya pencahayaan maksimum untuk ruang kantor/ industri adalah 15 watt/ m2. Untuk rumah tak melebihi 10 watt/m2.( tambahan Ir. Hartono Poerbo, M.Arch : untuk toko 20-40 watt/m2, hotel 10-30 watt/m2, sekolah 15-30 watt/m2, rumah sakit 10-30 watt/m2 ). Coba terapkan perhitungan ini pada setiap ruang di rumah, kemudian jumlahkan dan dirata-rata. Misalnya, rumah anda berukuran 36 m2, maka jumlah daya untuk lampu harus di bawah 360 watt. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi.

SNI adalah standar konservasi energi sistem pencahayaan pada bangunan yang dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengelolaan bangunan untuk mencapai energi efesien. Standar ini dibuat oleh Badan Standarisasi Nasional ( BSN ) yang bekerja sama dengan instansi terkait. Standar kebutuhan terang untuk rumah tinggal juga tersedia sehingga bila anda membutuhkannya untuk keperluan desain, anda bisa mendapatkannya di kantor BSN, Senayan, Jakarta.



10 jam hemat energi, solar dan batubara juga dihemat.


Jika kita menghemat daya sebesar 100 watt selama 10 jam, maka kita menghemat energi sebesar 1000 watt-jam atau 1 kWh. Ini artinya menghemat energi pada pembangkit listrik sebesar 10 kali lipat, yaitu 10 kWh. Energi sebesar ini setara 0,75 liter solar atau 1,5 kg batubara.

Contoh perhitungan :
Luas ruang makan : 5 m x 4 m = 20 m2. Daya lampu : 3 buah ( titik lampu ) x 15 watt = 45 watt. Daya : luas ruang = 45 : 20 = 2, 25 watt/m2 ( memenuhi syarat ).



Menentukan posisi lampu.


Anatomi lampu pijar, atau bohlam.
Kawatnya akan putus setelah sekian ratus kali pemakaian. Sekitar 3 bulan.

Menghitung kebutuhan cahaya dalam ruangan memang tidak mudah. Untuk menentukan secara akurat, biasanya dilakukan oleh para profesional di bidang perlampuan. Namun, tak ada salahnya jika anda mengerti sedikit mengenai prinsip penentuan titik lampu. Perhitungan ini gunanya agar lampu yang digunakan jumlahnya pas dengan kebutuhan. Jika kurang atau berlebihan, selain boros, juga menyebabkan ketidaknyamanan di mata. Contoh berikut menggunakan downlight yang memiliki sudut cahaya 30°.

Hitung ketinggian plafon dan tinggi bidang kerja dari atas lantai. Misalnya, tinggi plafon 3 meter dan bidang kerja 80 cm. Yang dimaksud dengan bidang kerja adalah area yang paling banyak digunakan untuk berkegiatan di ruang tsb. Di ruang kerja, misalnya, kegiatan menulis dan membaca di atas meja, adalah yang paling sering dilakukan. Ketinggian meja tsb, nantinya menjadi patokan tinggi bidang kerja. Setelah itu dengan rumus Pythagoras anda bisa menghitung jarak antar titik lampu di ruang tsb.

Lumen adalah jumlah cahaya yang dihasilkan sebuah lampu. Lumen dipakai sebagai satuan kuat/ terang cahaya. Jarak antara permukaan meja dengan armatur lampu gantung tidak lebih dari 75 cm. Jarak yang lebih besar menyebabkan panas yang dikeluarkan lampu akan terasa saat orang akan berdiri. Jarak ideal antara titik penerangan lampu ( di plafon ) dengan lantai adalah 2,5 meter. Di ketinggian manapun lampu diletakkan, usahakan agar jarak ini terpenuhi, supaya terang lampu yang diterima ruang tidak berkurang.

Menghitung jumlah lampu & daya listrik
Arus cahaya disimbolkan Ø, satuannya lumen, rumusnya Ø = I x watt.
Kuat cahaya disimbolkan I, satuannya candle, rumusnya I = Ø watt
Kuat penerangan disimbolkan E, satuannya lux, rumusan E = Ø : A
A adalah luas bidang kerja. Ø = E x A. Untuk kantor 200-500. Untuk rumah 75 – 250.

Untuk sistem penerangan langsung dengan warna plafon dan dinding terang, CU ( coeffesien of utilization ) –nya 50-65 %. Light loss factor ( LLF ) = 0,7-0,8. LLF tergantung ; kebersihan sumber cahaya, tipe kap lampu, penyusutan cahaya dari permukaan lampu, dll.

Rumus menghitung jumlah lampu :
Jumlah lampu ( N ) = kuat penerangan ( E ) x luas bidang kerja ( A ) dibagi Ø lumen lampu x LLF x CU

Contoh perhitungan : ruangan kantor berukuran 20 x 10 x 3 m direncanakan memakai TL 4 x 40 watt dengan penerangan E = 300 lux. Hitung, jumlah lampu dan daya listrik yang dibutuhkan.

Penyelesaian : dari tabel, Untuk 1 bh TL 40 watt, jumlah lumen = 40 x 75 = 3000 lumen. Untuk 4 TL 40 watt, jumlah lumen = 4 x 3000 = 12.000 lumen.

Dipilih CU 60 % dan LLF 0,8
Jumlah lampu yang dibutuhkan ( N ) = E x A dibagi lampu x CU x LLF = 300 x 200 dibagi 12000 x 0,6 x 0,8 = 10,4

Jadi N = 11 buah 4 x TL 40 watt. Pemakaian watt untuk lampu TL 40 watt termasuk ballast = 50 watt. Jumlah beban dari lampu = 11 x 4 x 50 watt = 2200 watt. Untuk stop kontak peralatan kantor diperhitungkan 20 % dari beban lampu = 20 % x 2200 watt = 440 watt. Total kebutuhan watt = 2640 watt, atau watt/m2 = 13, 4.

Untuk rumah, jumlah stop kontak diperhitungkan masing2 satu buah @ 100 watt pada kamar tidur, ruang tamu dan dapur.

Rumusnya :
Cavity Ratio (CR ) = 2,5 x area of cavity wall dibagi area of work plane.



Tagihan listrik dari mana ?




Pilih bohlam atau neon ? CFL bisa mengurangi tagihan listrik. Apalagi jika tak lupa mematikan lampu setelah selesai menggunakan ruangan. Memang harga awal lebih mahal, tapi jika awet dan konsumsi listriknya lebih rendah, kita bisa berhemat berkali-kali lipat.

Perhitungan rekening listrik dari PLN dilakukan melalui besar pemakaian kWH atau stand meter ( awal – akhir, dalam satuan kWH ). Penggolongan tarif didasarkan besar kebutuhan daya, mulai skala rumah tangga, sampai industri besar.

Dilain kesempatan saya akan mengajarkan bagaimana cara menghitung tagihan listrik, agar kita dapat menghitung biaya tagihan, berapa biaya pasang baru atau menambah daya listrik. R1 ( 900, 1300 ) dikategorikan rumah tangga kecil, bea beban dibagi atas blok2. R2 ( 3500 ) dikategorikan rumah tangga menengah, bea beban tidak dibagi blok konstan dengan nilai yang lebih tinggi.


Semoga Bermanfaat.
By: Ismanto Dwiputra, ST.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis yaa, komentar kamu...

Makna warna helm safety proyek yang perlu kamu tahu

Ibu Krisdayanti ke Project Arti warna helm safety yang digunakan oleh para pekerja di suatu pekerjaan proyek.. Indonesia sebagai negara ber...

KDAM 728x90