Fire Fighting adalah merupakan suatu system proteksi gedung terhadap bahaya kebakaran yang metode proteksinya menggunakan berbagai macam media, adapun Fire Fighting yang akan dibahas pada makalah ini adalah proteksi dengan menggunakan media air yang ditekan ke pipa instalasi hydrant dan sprinkler dengan menggunakan pompa hydrant. Dimulai dari ground tank dan rumah pompa sampai dengan ke titik sprinkler, landing valve Indoor Hydrant Box, dan Hydrant Pilar Kawasan.
Pengadaan, pemasangan dan penyetelan keseluruhan System Penanggulangan Kebakaran sedemikian rupa sehingga semua peralaatan dan kelengkapannya dapat berfungsi secara efektif sesuai dengan standard memadamkan api.
Pengadaan dan Pemasangan
Peralatan Utama System Fire Hydrant meliputi :
Melengkapi pompa dengan priming water tank dan fuel tank lengkap dengan system pemipaannya.
Pemipaan dan Perangkat Operasionalnya (Valve, Flow Switch, dan perlengkapan lainnya).
STANDARD / REFERENSI
Semua peraturan dan standarisasi yang berlaku di Indonesia tanpa mengesampingkan standarisasi yang berlaku secara internasional. Diantaranya :
SNI : Standard Nasional Indonesia
PERDA : Peraturan Daerah
NFPA : National Fire Protection Association.
PUIL : Peraturan Umum Instalasi Listrik
Peraturan Umum Plumbing Indonesia
American Standar Test of Material (ASTM)
American National Standard Institut (ANSI)
Departement Keselamatan Kerja dan DPK Indonesia
Semua peraturan dan standarisasi yang berlaku di Indonesia tanpa mengesampingkan standarisasi yang berlaku secara internasional. Diantaranya :
SNI : Standard Nasional Indonesia
PERDA : Peraturan Daerah
NFPA : National Fire Protection Association.
PUIL : Peraturan Umum Instalasi Listrik
Peraturan Umum Plumbing Indonesia
American Standar Test of Material (ASTM)
American National Standard Institut (ANSI)
Departement Keselamatan Kerja dan DPK Indonesia
SISTEM FIRE FIGHTING
Sistem kerja Instalasi Pemadam Kebakaran pada gedung dan kawasan biasanya menggunakan media air yang ada di Ground Tank (berada di sebelah Ruang Pompa), yang dipompakan keseluruh instalasi hydrant dan sprinkler melalui pipa-pipa induk sesuai dengan pembagian zone masing-masing.
Jaringan instalasi hydrant dan sprinkler dipisahkan menjadi dua instalasi pemipaan khusus sesuai dengan fungsinya, Berikut akan dijelaskan mengenai kedua sistem tersebut sehingga akan lebih jelas dalam system pengoperasiannya.
Instalasi pemipaan hydrant adalah instalasi dimana di setiap lantai dari setiap gedung disediakan Hydrant Box lengkap dengan perlengkapannya, yaitu landing Valve Ø 2 ½” 1 ½”, Fire hose & Nozzle, Hose rack.
Sistem kerja Fire hydrant yang terpasang menggunakan system air, (media yang digunakan adalah air). Instalasi pada system ini air stand by , sehingga apabila akan difungsikan harus mengadakan air dari ruang pompa dimana akan difungsikan dengan membuka Landing valve pada IHB tersebut.
Sedangkan untuk system hydrant eksternal disediakan Hydrant Pillar dan Siamesse Connection yang tersebar di area site plant (kawasan).
Sistem kerja Fire hydrant yang terpasang menggunakan system air, (media yang digunakan adalah air). Instalasi pada system ini air stand by , sehingga apabila akan difungsikan harus mengadakan air dari ruang pompa dimana akan difungsikan dengan membuka Landing valve pada IHB tersebut.
Sedangkan untuk system hydrant eksternal disediakan Hydrant Pillar dan Siamesse Connection yang tersebar di area site plant (kawasan).
Hydrant difungsikan dengan cara memasang Hose dan Nozzle dan membuka Valve Pillar.
Adapun Siamese Connection disediakan dengan maksud apabila air yang digunakan habis, maka team pemadam kebakaran dapat menyuntikkan air dari mobil ke instalasi hydrant yang ada atau karena pompa pemadam kebakaran tidak dapat di operasikan.
Instalasi sprinkler adalah instalasi dimana setiap lantai dari setiap gedung terdapat head sprinkler yang dilengkapi Flow Switch pada pipa induknya
Flow switch ini berfungsi sebagai detector. Bila head sprinkler pecah (break) mengakibatkan memancarnya air melalui sprinkler, air yang mengalir melalui pipa akan menggerakkan flow switch untuk mengirim signal ke System Fire Alarm untuk menyalakan alarm bell.
Sprinkler head akan bekerja (pecah) apabila terdapat konsentrasi panas melebihi 68ºC pada daerah dimana titik sprinkler head tersebut terpasang, setelah sprinkler head pecah secara otomatis, media air yang tertahan oleh head sprinkler akan dipancarkan melalui penampang head sprinkler untuk pemadaman api.
Pada Instalasi Sprinkler sebelum menuju ke mainline lantai juga biasanya terpasang Pressure Reducing Valve, yang dimaksudkan untuk menurunkan tekanan yang tinggi menjadi tekanan kerja, (batas maksimum kemampuan head sprinkler menahan tekanan).
Agar dapat mengoperasikan system dengan benar maka operator sangat dianjurkan untuk mengikuti langkah-langkah berikut :
Pengoperasian Pompa Kebakaran dianjurkan dilakukan secara Otomatis.
Fungsi Jockey Pump adalah untuk menjaga tekanan air didalam sistim instalasi tetap stabil, sehingga apabila terjadi sedikit kebocoran pada pompa, valve dan perlengkapan lainnya dalam instalasi, maka Jockey Pump akan mengembalikan pada tekanan yang di tentukan.
Mengingat fungsi dari jockey pump sebagai pen-stabil tekanan dalam instalasi, maka sangat dianjurkan agar pengoperasiannya diatur secara otomatis.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
Fungsi Electric Pump adalah untuk memompa air dari Fire Tank ke seluruh instalasi hydrant sprinkler jika terjadi kebakaran. Pompa electric harus dioperasikan secara otomatis.
Cara kerja Electric Pump adalah sebagai berikut :
Fungsi Diesel Pump adalah untuk memompa air dari dari Fire Tank ke seluruh instalasi hydrant dan sprinkler jika terjadi kebakaran dan terjadi pemadaman listrik yang mengakibatkan electric pump tidak dapat difungsikan. Pompa disesel harus dioperasikan secara otomatis.
Cara kerja diesel pump adalah sebagai berikut :
Pengoperasian Pompa Kebakaran secara Manual.
Sistim Pompa kebakaran dianjurkan agar dioperasikan secara otomatis, sedangkan pengoperasian secara manual sebaiknya hanya dilakukan pada saat darurat saja (emergency) atau pada saat system AUTO tidak berfungsi sehingga tidak dapat menghidupkan pompa.
Cara mengoperasikan dengan cara manual adalah dengan cara menekan tombol push button MANUAL atau tombol ON pada panel control baik untuk electric pump, diesel pump maupun Jockey pump.
Untuk menjaga supaya setelah pompa pemadam kebakaran jalan, pompa dapat berjalan terus menerus melayani hydrant pada pipa tekan dibuatkan pipa bypass yang dilengkapi dengan relief valve, sehingga bila tekanan air dalam pipa mendekati 11 Kg/Cm2 relief valve akan terbuka (air dari relief valve akan dikembalikan ke pipa hisap atau tanki bawah) dan pompa pemadam kebakaran tidak akan mati atau berhenti bekerja.
Pressure Relief Valve distel terbuka pada tekanan air 10.5 Kg/Cm2.
Pressure Tank digunakan dalam instalasi hydrant pump dimaksudkan untuk mejaga kestabilan tekanan dari pompa hydrant, juga berfungsi untuk membuang udara yang terjebak dalam instalasi hydrant pump.
Alarm gong terdiri dari Valve dengan accessories pipa kapiler dan bell yang akan berfungsi dengan bantuan tekanan air yang mengalir dalam instalasi hydrant sprinkler.
Alarm gong lazim dipasang diruang pompa, biasanya pada riser (untuk type vertical). Bila ada yang terbuka dari dari system instalasi baik hydrant (landing valve yang dibuka) ataupun sprinkler yang pecah yang mengakibatkan terjadinya aliran pada pipa kapiler dari alarm tersebut yang lalu menggerakan bell dengan tenaga mekanis.
Perawatan
Untuk menjaga peralatan dan instalasi yang terpasang agar selalu dalam keadaan baik dan berfungsi, maka harus diadakan pemeriksaan dan perawatan secara periodic sesuai dengan peraturan.
Pemeriksaaan Secara Berkala/Periodik.
Perawatan pertiga bulan
Pada dasarnya perawatan pertigabulan ini sama dengan perawatan bulanan , hanya perlu ditekankan untuk melakukan pengetesan, yaitu :
Hal yang perlu dilakukan tiap tahun adalah memeriksa sistim instalasi secara menyeluruh dengan jalan sebagai berikut :
Fungsikan secara MANUAL/AUTO untuk membuang air yang ada pada jaringan instalasi sambil pompa tetap hidup, buka melalui Pillar Hydrant, Hydrant Box, dan Drain pada masing-masing flow switch di tiap-tiap gedung.
Hal ini bertujuan untuk :
Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus diambil dan dilakukan secara berurutan apablia ditemui masalah dalam system.
Motor tidak dapat dihidupkan, hal ini dapat disebabkan oleh :
Apabila sumber listrik sudah normal, motor distarter kembali, tetapi trip mendadak [thermal overload tripping]
Apabila sumber listrik sudah normal, motor distarter kembali, tetapi trip mendadak [thermal overload tripping]
bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis yaa, komentar kamu...