Under Voltage atau Over Voltage dan bagaimana mengatasinya?

Tegangan yang tiba-tiba turun sangat menyebalkan. Apalagi bila sedang ada pekerjaan baik di rumah tangga maupun di kantor. Ada cara mengatasinya? Lagi asyik-asyik bekerja, tiba-tiba lampu meredup atau padam akibat tegangan tidak stabil? Atau lagi asyik menonton TV, TV malah mati sementara lampu meredup? Itu sebenarnya hal yang sering kita alami.
Tegangan turun (under voltage) adalah problem yang tergolong sebagai masalah yang siapa pun sering mengalaminya. Tetapi tidak banyak dari kita yang mengetahui kenapa itu bisa terjadi.

Sebelum mengatasi tegangan listrik yang turun naik atau tidak stabil, ada baiknya kita mengetahui kenapa listrik ditempat kita selalu naik turun pada waktu-waktu tertentu.

Dalam terminologi power quality, under voltage dikategorikan sebagai fenomena long duration voltage variation. Under voltage biasanya terjadi dalam kurun waktu diatas 1 menit. Menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers), penurunan tegangan biasanya berkisar menjadi 80% hingga 90% dari nominal voltagenya. Apa sebenarnya yang menjadi penyebab dari undervoltage? Ternyata penyebabnya beragam. Pada intinya, under voltage dihasilkan oleh adanya low distribution voltage yang digunakan untuk men-supply beban-beban yang berarus tinggi (heavy load). Under voltage juga dapat ditimbulkan oleh adanya proses switching off dari capasitor bank. 

Secara umum, jika sumber listrik berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), biasanya terjadi pada waktu petang sampai malam hari sekitar jam 10 malam atau beban puncak. Kemudian dilihat lagi, apakah Anda berada pada daerah industri atau daerah perumahan. Beban puncak pada petang sampai malam hari terjadi untuk area perumahan, akan tetapi mungkin akan berbeda pada daerah industri, karena industri justru menggunakan daya penuh pada waktu jam kerja.

Penyebab lainnya biasanya jarak trafo distribusi PLN ketempat konsumen cukup jauh, sehingga berpengaruh pada tegangan listrik. Meski tergolong sebagai hal biasa atau sering dialami, fenomena ini tentu tak dapat dianggap remeh. Apalagi under voltage dapat mengakibatkan overheat, malfunction hingga premature fail (kerusak­an dini). Beberapa perangkat yang sering menjadi sasaran adalah perangkat-perangkat yang menggunakan motor seperti kulkas (refrigerators), dryers, dan AC (air conditioners). Sementara untuk perangkat-perangkat perangkat yang menggunakan battery charging seperti UPS dapat mengalami kegagalan pengisian. Solusi

Mudah Bila Anda sering mengalaminya, tidak ada salahnya mencoba mengatasinya. Terutama bila Anda tidak menginginkan peralatan listrik di rumah Anda cepat rusak. Beberapa solusi yang biasanya dilakukan untuk menanggulangi under voltage. Kurangi impedansi dari sistem kelistrikan, misalnya dengan menaikkan size transformer, mengurangi panjang kabel, ataupun mem­perbesar luas penampang kabel. 

 Lakukan voltage improvement, misalnya dengan melakukan adjustment pada tap setting trafo, atau menambahkan voltage regulator atau automatic on load tap chargers. Kurangi kebutuhan arus, misalnya dengan melakukan reloading atau pengkoneksian ulang ke substation lain sehingga kebutuhan arus di jalur tersebut dapat dikurangi. Dapat juga dengan memasang shunt capasitor atau VAR compensator. Beberapa cara lain untuk mengurangi kebutuhan arus adalah dengan menaikkan tegangan ke level yang lebih tinggi. 

Disarankan juga, memasang stabilizer listrik pada instalasi listrik di rumah atau kantor Anda. Stabilizer listrik biasa juga disebut Stavol –Stabilizer Voltage atau Avr – Automatic Voltage Regulator berfungsi untuk menstabilkan tegangan arus listrik yang tidak stabil atau selalu naik turun. Gunakanlah stabilizer listrik yang baik mutunya. Tips Merawat Instalasi Listrik di Rumah Instalasi listrik di rumah juga perlu perawatan. Secara umum, aset dibedakan menjadi dua, yaitu asset milik PLN dan milik pelanggan.

Dalam penyambungan listrik, kabel yang terpasang di Tiang Jaringan Tegangan Rendah (JTR), kabel Sambungan Rumah (SR) sampai ke Alat Pembatas dan Pengukur (APP – terdiri dari KWH Meter dan MCB atau Mini Circulate Breaker) masuk dalam kategori asset milik PLN. Sedangkan rangkaian kabel yang terpasang sebagai Instalasi Listrik rumah/bangunan merupakan asset milik pelanggan.

Nah,ada beberapa cara dalam merawat instalasi listrik, khususnya yang merupakan asset pelanggan. 

Satu, pastikan instalasi listrik di rumah/bangunan milih Anda telah terpasang dengan tepat, benar dan aman serta menggunakan material listrik yang terjamin kualitasnya dan sesuai kapasitasnya. 

Dua, lakukan pemeriksaan rutin, minimal setahun sekali untuk memastikan apakah instalasi listrik masih layak untuk digunakan atau perlu direhabilitasi. 

Tiga,jika instalasi listrik telah terpasang lebih dari 5 (lima) tahun, sebaiknya perlu untuk direhabilitasi. Hal ini untuk menjaga agar instalasi listrik tetap layak dipergunakan dan mencegah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.selain itu, pergunakan peralatan rumah tangga elektronik yang disesuaikan dengan daya tersambung dan kapasitas/kemampuan kabel instalasi listrik yang terpasang. 

Empat, jika ingin memasang, merehabilitasi atau memeriksa instalasi listrik, sebaiknya menggunakan jasa instalatir yang resmi terdaftar sebagai anggota AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia). 

Bila membutuhkan informasi tentang instalatir listrik dapat menghubungi kantor PLN terdekat.

Terima kasih.

3 komentar:

  1. Minta solusi ngatasi genset hidup dgn normal ,tiba-tiba nibul dilayar modul gen under volt alarm

    BalasHapus
  2. ieee yang dipakai kalau boleh tau standar yang mana ya mas jadi refrensinya?

    BalasHapus

Tulis yaa, komentar kamu...

Makna warna helm safety proyek yang perlu kamu tahu

Ibu Krisdayanti ke Project Arti warna helm safety yang digunakan oleh para pekerja di suatu pekerjaan proyek.. Indonesia sebagai negara ber...

KDAM 728x90