Postingan ini bertujuan untuk sharing dan diskusi terkait Sewage Treatment Plant, saran dan pertanyaan sangat diharapkan agar diskusi pada postingan ini menjadi bermanfaat.
Melanjuti dari tulisan saya sebelumnya, pada tulisan saya kali ini akan membahas tentang proses yang umumnya terjadi pada STP atau WWTP.
Pada postingan kali ini saya akan membahas STP dengan menggunakan sistem Activated Sludge yang sudah di modifikasi seperti Extended Aeration. Pada tulisan saya selanjutnya akan membahas sistem Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR). Saya memilih sistem tersebut karena sistem tersebut sering digunakan khususnya di Indonesia. Pada sistem tersebut proses pengolahan yang terjadi meliputi pengolahan secara fisik, biologis dan kimiawi.
Extended Aeration
Sistem Extended Aeration merupakan modifikasi dari Activated Sludge dengan cara memperpanjang waktu aerasinya. Pertumbuhan bakteri pada sistem ini yaitu secara suspended growth atau tersuspensi dalam limbah cair yang akan diolah. Sistem ini memiliki efisiensi BOD, COD, dan Ammonia yang cukup baik. Apabila lahan yang tersedia cukup besar, maka opsi menggunakan sistem ini sangat direkomendasikan karena biaya yang dibutuhkan relatif murah. Berikut merupakan flow diagram sederhana dari sistem Extended Aeration yang biasa digunakan.
Berdasarkan flow tersebut, limbah yang masuk akan menuju Screen Tank dan Grease trap. Pada tangki ini terjadi pengolahan fisik dengan cara memisahkan padatan besar seperti sampah agar tidak masuk ke dalam proses selanjutnya. Pada Screen Tank padatan akan tertahan oleh screen misalnya sampah atau plastik, sedangkan pada Grease Trap akan terjadi pemisahan minyak dan lemak secara gravitasi dengan memanfaatkan berat jenis dari minyak dan air. Kedua tangki tersebut harus dibersihkan secara rutin dan berkala agar tidak menganggu proses selanjutnya.
Selanjutnya air limbah akan masuk ke equalization tank secara overflow, pada tangki ini terjadi pencampuran antara limbah yang berasal dari toilet dan kitchen. Fungsi dari tangki ini untuk menghomogenkan agar tidak terjadi shock load. Selain itu pada tangki ini akan mengatur debit limbah yang masuk ke tangki aerasi menggunakan pompa. Air limbah dihomogenkan dengan menggunakan bantuan alat blower dan diffuser sehingga air limbah teraduk secara merata.
Air limbah masuk ke aeration tank dari equalization tank menggunakan pompa, pada tangki ini terjadi pengolahan secara biologis menggunakan mikroorganisme. Bakteri tersebut mengurai dan mendegradasi air limbah. Dengan bantuan supply oksigen, bakteri tersebut mampu menurunkan BOD, COD dan Ammonia secara efektif. Besarnya penurunan parameter yang terjadi pada aeration tank didasari oleh kandungan organik dari limbah, jumlah bakteri, dan Dissolved Oksigen serta faktor pendukung lainnya. Konsentrasi MLSS harus diperhatikan pada tangki ini agar penurunan terjadi secara maksimal. Pada tangki ini juga akan menghasilkan Sludge yang nantinya harus diolah.
Air limbah menuju bak sedimentasi dari tangki aerasi secara overflow, pada tangki ini terjadi pemisahan antara air dan MLSS/sludge. Lumpur akan mengendap ke bawah secara gravitasi dan air yang sudah terolah akan masuk ke tangki selanjutnya secara overflow. Lumpur yang mengendap akan disirkulasi ke tangki aerasi untuk menjaga konsentrasi dari MLSS, dan lumpur yang sudah mati akan dipindahkan ke tangki sludge untuk ditampung atau diolah secara lebih lanjut. Pada tangki ini akan terjadi pengurangan TSS karena padatan yang dihasilkan (lumpur) akan terpisah.
Selanjutnya air limbah memasuki chlorination tank, pada tangki ini air limbah di inject oleh desinfectan seperti chlorin. Tujuannya yaitu untuk membunuh bakteri, parameter e.coli akan turun pada tangki ini. Pengunaan dosis yang tepat berdasarkan perhitungan akurat, akan mampu menurunkan parameter tersebut sesuai dengan baku mutu dan tidak meninggalkan sisa chlor berlebih. Selanjutnya air akan memasuki tangki effluent dan siap dibuang ke badan air atau saluran kota.
Berikut merupakan baku mutu Permen LHK No.68 2016 tentang baku mutu air limbah domestik. Pada penjelasan proses diatas sudah mencakup penurunan untuk masing-masing parameter yang disyaratkan. Namun untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan baku mutu yang dibolehkan oleh pemerintah, perlu dilakukan Design Engineering serta pemilihan Equipment yang tepat untuk mencapainya.
Sekian untuk tulisan saya pada artikel ini, saran dan diskusinya dipersilahkan di kolom komentar.
Kami siap melayani dengan PROFESIONAL, INTEGRITAS, TERBUKA dan TANGGUNG JAWAB, serta selalu berusaha melayani lebih baik lagi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis yaa, komentar kamu...