Evakuasi di gedung bertingkat

Evakuasi di gedung bertingkat adalah penting. Alasannya sederhana: untuk menyelamatkan jiwa dengan aman. Supaya bisa melakukan evakuasi dengan aman, untuk meningkatkan ketenangan ketika melakukan proses evakuasi pada saat kejadian, misalnya kejadian gempa bumi, atau kebakaran. Selain itu, kita menjadi lebih peduli dan sadar akan pentingnya kondisi tempat kerja, dan sekitar tempat kerja serta perilaku kerja yang aman, yang membuat kita dapat bekerja dengan aman (selamat) dan nyaman. Berikut saya bagikan cara evakuasi di gedung bertingkat berdasarkan jenis keadaan daruratnya, dan sedikit tips evakuasi yang tidak kalah penting. Cara ini praktis digunakan saat latihan evakuasi, dan termasuk best practice mereka yang bekerja khususnya di industri migas dan berkantor di gedung bertingkat. Sumbernya dari prosedur evakuasi di gedung bertingkat yang telah dikembangkan dan safety briefing.

CARA EVAKUASI DI GEDUNG BERTINGKAT

KEADAAN DARURAT:
KEBAKARAN.
Ditandai dengan bunyi alarm, dan pengumuman dari Gedung mengenai keadaan darurat kebakaran.

Yang dilakukan adalah:
1.      TETAP TENANG.
Semakin kita tenang, semakin kita bisa berpikir dan tanggap, bisa membuat kita semakin tenang dan tahu apa yang harus dilakukan.

2.      PADAMKAN API,
Bila melihat api, segera beritahu orang terdekat di sekitar anda. Dan apabila anda dapat menggunakan alat pemadam api ringan (APAR), maka raihlah APAR terdekat dan padamkan api tersebut. Mintalah orang lain yang terdekat dengan anda untuk menghubungi petugas sekuriti atau petugas tanggap darurat ketika anda memadamkan api. Bila tidak bisa menggunakan APAR, segera beritahu orang terdekat di sekitar anda dan menjauhlah dari sumber api. Orang terdekat (petugas), petugas sekuriti ataupun petugas tanggap darurat akan memadamkan api tersebut.

3.      BERKUMPUL DI AREA LOBI LIFT LANTAI,
dan tetaplah tenang.

4.      TIDAK MENGGUNAKAN LIFT.
Meskipun berkumpul di area lobi lift, anda DILARANG menggunakan lift. Perilaku berisiko apabila masih menggunakan lift saat kebakaran, saat gempa, atau saat gedung belum menyatakan lift aman untuk digunakan! Di gedung yang mengikuti standar keselamatan gedung bertingkat, lift orang tidak dioperasikan pada saat keadaan darurat. Lift barang –karena peruntukannya untuk barang–punya disain teknis yang lebih kuat. Saat keadaan darurat, hanya digunakan untuk mengevakuasi mereka yang mengalami gangguan kesehatan, ditemani oleh petugas evakuasi gedung dan lantai. Penggunaan lift barang berada di bawah pengawasan penuh tim tanggap darurat dari Gedung.

5.      IKUTI PETUNJUK PETUGAS TANGGAP DARURAT.
Nah, anda beruntung apabila saat keadaan darurat, ada petugas tanggap darurat lantai yang membimbing anda. Umumnya, mereka memakai rompi warna merah, hijau, atau band-aid berwarna di lengannya. Sangat mudah untuk dikenali dan dimintai bantuan. Petugas tidak akan mengijinkan kita untuk meninggalkan barisan di lobi lift sampai instruksi itu diberikan. Saat itu, petugas dan komandannya menunggu instruksi dari Gedung –apakah dilakukan evakuasi atau tetap di tempat.

6.      EVAKUASI LEWAT TANGGA DARURAT.
Pola barisan mengikuti besar ruangan tangga darurat, ada yang berbaris 2-2, ada yang cukup satu barisan. Ikuti saja instruksi Komandan tanggap darurat (floor warden). Pekerja/tamu perempuan di barisan paling depan, diikuti oleh pekerja laki-laki. Di barisan paling depan, ada petugas pemadam api (fire warden/fire suppressor) dan petugas kesehatan (first aider). Di barisan paling belakang, juga ada kedua petugas tersebut, plus Komandan petugas. Selama berbaris, TETAP TENANG.

7.      BERJALAN TERTIB, TIDAK BERLARI.
Ketika menuruni tangga darurat, berjalanlah menuruni tangga darurat dengan tertib, cepat, tapi tidak berlari. Perilaku anda yang tergesa-gesa, berteriak-teriak, dan menyusul orang di depan anda, dapat membuat panik orang lain. Yang dapat terjadi adalah tercipta kerumunan masal bergerak sangat cepat, yang saling berebut menuruni tangga darurat, saling mendorong, lalu ada yang terjatuh, lemas, dan terinjak-injak. Korban yang tercatat adalah sebagian besar berasal dari korban dari tangga darurat yang terinjak-injak dan lemas. Maka dari itu,  TETAPLAH DI DALAM BARISAN, DAN IKUTI PETUGAS TANGGAP DARURAT.

8.      BERJALAN MENUJU MUSTER POINT (TEMPAT BERKUMPUL).
Ikuti saja orang yang berjalan di depan anda. dan petugas tanggap darurat. Tetaplah dalam barisan.

9.      LAPORKAN DIRI ANDA PADA SAAT PENGHITUNGAN ORANG (HEAD COUNT).
Petugas akan mengabsen nama-nama orang yang turun bersamanya. Gunanya adalah untuk memastikan tidak ada orang-orang yang tertinggal di gedung.

10.  TETAP DI MUSTER POINT.
Di muster point, petugas tanggap darurat menunggu instruksi dari petugas Gedung apakah Gedung telah aman atau masih berbahaya untuk dimasuki. Apabila dinyatakan telah aman, petugas akan mempersilahkan anda untuk kembali ke gedung.

PENTING:
  • Di dalam proses evakuasi di atas, apabila mengalami gangguan kesehatan (keringat dingin, sesak napas, pusing, sakit kepala, mual, muntah), maka pisahkan diri dari barisan dan TENANGKAN DIRI ANDA. Panggillah petugas first aider atau orang terdekat di sekitar anda. Petugas first aider akan menenangkan anda. Anda tidak akan ditinggal oleh petugas.
  • Bila menemukan ada orang yang pingsan, segera panggil petugas first aider atau petugas tanggap darurat lainnya. Ketiga petugas (first aider, fire suppressor, floor warden) memiliki keterampilan memadamkan api dan memberikan first aid. Namun, apabila anda terlatih untuk menolong orang yang pingsan, maka lakukan pertolongan pertama dan tetaplah tenang. Minta orang terdekat di sekitar anda untuk memanggil petugas tanggap darurat.
  • Hindari membawa barang-barang yang bisa menghambat proses evakuasi diri anda DAN diri orang lain. Prioritas utama adalah jiwa, bukan materi. Di dalam proses evakuasi, kita diharapkan sekali untuk saling menjaga ketenangan dan membuat tenang orang lain. Bawaan barang yang besar bisa membuat orang lain tidak tenang karena proses menuruni tangga darurat menjadi lebih lama, belum lagi risiko tertimpa barang itu (bila barang tiba-tiba jatuh).
 
KEADAAN DARURAT:
GEMPA.
Pada saat gempa: pengalaman saya, alarm tidak langsung dibunyikan karena siapa yang tahu bakal ada gempa? akan tetapi, alarm akan berbunyi secepatnya, disusul dengan pengumuman dari pihak gedung melalui pagging address yang menyatakan keadaan darurat karena gempa.

Yang dilakukan:
1.      TETAP TENANG.
Ketika merasakan gempa atau ada orang yang meneriakkan gempa, tetaplah tenang. Hal ini juga berlaku ketika anda mendengar bunyi alarm dan pengumuman dari pagging address bahwa sedang terjadi gempa.

2.      SEGERA BERLINDUNG
Di bawah benda yang kokoh, atau di samping dinding yang tidak ada benda tergantung. duduk di lantai, dan menundukkan kepala ke arah lutut, lalu lindungi bagian belakang kepala dengan kedua tangan (posisi meringkuk).

3.      JAUHI BENDA YANG BISA PECAH ATAU JATUH MENIMPA.
Bila sedang ada di meja kerja, menjauhlah dari kaca, jendela, lemari, pajangan dan benda lain yang dapat jatuh dan menimpa kita. Tempat berlindung juga harus tetap diperhatikan, misalnya di bawah meja kerja, di dinding koridor yang bebas dari kaca atau benda-benda yang mudah jatuh menimpa.

4.      PINDAH & BERLINDUNG
Di dinding pada area gedung yang kokoh (area lobi lift). Apabila memungkinkan untuk pindah ke area lobi lift lantai anda setelah goncangan selesai, pindahlah ke area lobi lift, dan jauhi kemungkinan kejatuhan lampu atau benda-benda yang digantung/pajangan. Saat goncangan kembali terjadi, lakukan kembali posisi berlindung.

5.      TIDAK MENGGUNAKAN LIFT.
Meskipun berkumpul di area lobi lift, anda DILARANG menggunakan lift. Perilaku berisiko apabila masih menggunakan lift saat gempa atau saat Gedung belum menyatakan lift aman untuk digunakan!

6.      IKUTI PETUNJUK PETUGAS TANGGAP DARURAT.
Petugas tidak akan mengijinkan kita untuk meninggalkan area  lobi lift lantai sampai instruksi itu diberikan. Saat itu, petugas dan komandannya (termasuk petugas sekuriti) menunggu instruksi dari Gedung yang diumumkan lewat pagging address apakah dilakukan evakuasi atau tetap di tempat.

Apabila Gedung meminta anda untuk melakukan evakuasi, maka ikuti instruksi Petugas Tanggap darurat di lantai tempat anda berada. TETAPLAH TENANG.

PENTING:
APABILA MELIHAT ATAU MENCIUM ASAP DI KORIDOR: beritahu petugas dan tutup hidung dan mulut anda dengan sapu tangan atau tissue basah, atau jauhi asap.

KEADAAN DARURAT:
ANCAMAN BOM.
Ancaman bom dapat berupa bingkisan, surat/email, dan telpon. Apabila menerima bingkisan asing yang tidak dikenal atau email yang berisi ancaman bom, segera beritahukan petugas sekuriti di lantai anda. Apabila menerima telpon berisi ancaman bom.

Yang dilakukan adalah:
1.      TETAP TENANG.

2.      BERTANYALAH PADA PENELPON DAN CATATLAH INFORMASINYA,
seperti letak bom, jenis bom, bom ditujukan pada siapa,  apa permintaan penelpon. Tetaplah tenang.

3.      KENALI SUARA PENELPON DAN SUARA LATAR, DAN CATATLAH.
Kenali suara penelpon mulai dari jenis suara (berat, besar, kecil), suara laki-laki atau wanita, logat atau dialek penelpon, bahasa yang digunakan. Suara latar adalah suara yang terdengar dari telpon selain suara penelpon, misalnya suara bising, orang-orang, kereta api, kendaraan, mesin, air, atau bahkan apabila suaranya tidak terdengar (kondisi latar tenang).

4.      BERITAHUKAN KEPADA PETUGAS SEKURITI,
mengenai informasi yang anda peroleh dan catat, dan tetaplah tenang. Petugas Sekuriti akan melakukan tindakan lanjutan atas laporan anda.

5.      APABILA DIMINTA UNTUK EVAKUASI OLEH PETUGAS SEKURITI ATAU TANGGAP DARURAT, TETAPLAH TENANG
dan ikuti instruksinya.

Tips:
  • Dalam keadaan normal, petugas tanggap darurat tetap dapat dihubungi sewaktu-waktu untuk melaporkan kondisi kesehatan anda.
  • Cara membedakan keadaan darurat: setelah alarm berbunyi, dengarkan pengumuman dari Gedung. Apabila anda mendengar kata-kata “latihan-latihan” atau “exercise-exercise”, maka kondisi tersebut adalah latihan tanggap darurat, dan anda wajib mengikutinya. Apabila anda tidak mendengar salah satu kata-kata tersebut, maka alarm tersebut menandakan keadaan darurat yang sesungguhnya, dan anda wajib untuk mengikuti instruksi dari petugas tanggap darurat.
  • Seperti kata pepatah”sedia payung sebelum hujan”, sediakan selalu tas pinggang atau tas kecil untuk menyimpan dompet, ponsel, saputangan/tissue, dan kaus kaki yang alasnya tidak licin (bila pakaian yang dikenakan tidak memiliki kantong) dan bawalah kemana saja anda pergi. Ketika keadaan darurat diumumkan oleh Gedung, anda tinggal membawa tas kecil anda dan pergi menuju lobi area untuk persiapan evakuasi. saputangan atau tissue dapat digunakan untuk menutup hidung dan mulut anda ketika anda mencium asap atau mengalami mual, atau menekan dan menutup luka terbuka pada anggota tubuh anda atau orang di sekitar anda yang terluka. Bagi pekerja wanita, kaus kaki yang alas kakinya tidak licin dapat dipakai ketika anda yang masih memakai sepatu hak tinggi diminta untuk menuruni gedung melalui tangga darurat pada saat kondisi darurat terjadi.
  • Apabila bekerja di gedung bertingkat, maka sedia sepatu kets di meja kerja masing-masing, minimal sendal yang tidak licin atau sepatu yang haknya pendek dari karet atau yang tanpa hak dan alasnya tidak keras (lentur). Ketika keadaan darurat diumumkan, anda tinggal menukar alas kaki anda dengan sepatu atau sendal tersebut.

Selamat memiliki tingkat kesadaran keselamatan gedung yang lebih baik. Semoga Manfaat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis yaa, komentar kamu...

Makna warna helm safety proyek yang perlu kamu tahu

Ibu Krisdayanti ke Project Arti warna helm safety yang digunakan oleh para pekerja di suatu pekerjaan proyek.. Indonesia sebagai negara ber...

KDAM 728x90